Sunday, January 18, 2009

a girl in a nothing

a girl is thinking about many things. she is too afraid about everything in her life.
all the things that could kill her inside.

she is feeling too cold. everything that she sees just seems so dark, full with shadows.
she tries to run somewhere but she finds nowhere.
nowhere or now here?

she realize that she is too fragile to live. she understand that she needs everything more inside her self to stand on something. she wants to live even the verdict of living requires her to sacrifice anything on her life, includes her hopes.

she dares to tend her dreams. she bets all she has to make her dreams comes true.
she wants to be embraced whenever she fears, she wants someone to be lean on whenever she needs something.

she doesn't want something else, she just wants to live happy and be loved.

Thursday, January 15, 2009

if i didn't - daniel sahuleka

if i didn't - daniel sahuleka


they may grab away my money or break into my car
but they cant take away my joy, my fun, my music, or my rights

they may steel away my bike, or burn down my posession
but they cant burn down my motion, devotion and most of all my pride

you are the colors to all my paintings
you are the best ever happened to me
you are the spirit to all my sentences of every song i sing

if i didn't have you then what will become of me?
if i had never met you girl, how would my life be?
would i be the same if I'd been loving another name?
would i stay untamed? would there be any aim?
so whom i will be...

she doesn't drag around like fancy
and she is naked around her neck
as well as naked her finger, arms, or ears
her skin cant stand no germs

tough cool down to earth
genuine and one of a kind
she ain't suffering from the wanna-haves disease
to ease a restless mind

you are the remedy for all my doubts
the best that i cant get
you are the one I love to talk about
even when my mood is bad

if i didn't have you then what will become of me?
if i had never met you girl how would my life be?
would i be the same if I'd been loving another name?
would i stay untamed? would there be any aim?
so whom i will be...


Thursday, January 1, 2009

jag alsker dig

Kadang saya merasa dia tidak seperti dia yang saya tahu dulu. Kadang saya kesal karena merasa tidak didengar, tidak dimengerti, tidak dimaklumi, dan tidak dituruti. Kadang saya sedih karena kecewa, karena yang saya inginkan ternyata tidak sesuai dengan keinginan saya. Kadang saya bahkan marah karena saya merasa dia sangat menyebalkan. Hari-hari saya kadang justru ditemani dengan air mata, bukan terus menerus tawa dan senyum bahagia. Waktu saya kadang lebih diwarnai dengan lara daripada suka ria.

Setiap kali saya merasa seperti itu, saya melihat dia. Entah dirinya langsung atau hanya gambarnya jika dia sedang tidak ada di samping saya. Setiap kali saya melihatnya, saya justru merasa tidak layak marah. Saya tidak layak merasa kecewa, sebal, kesal, bahkan marah. Saya mencoba terus menyadari dan mengakui bahwa dia bahkan pasti pernah ada di posisi seperti saya. Saya pasti pernah melakukan kesalahan yang membuat dia kecewa, sebal, dan marah pada saya, bahkan mungkin kesalahan saya lebih parah daripada yang dia perbuat kepada saya. Saya menyadari bahwa keras kepala saya, manja saya, ngambek-an saya, keteledoran saya, mood saya yang labil sering sekali membuat dia harus mengelus dada dan bersahabat dengan kesabaran yang luar biasa. Saya merasa tidak pantas marah, saya merasa semakin keterlaluan jika saya marah. Dan ketika saya merasa dia tidak seperti dia yang saya tahu dulu, sesungguhnya saya justru harus bersyukur karena artinya saya bisa memahami dia yang sesungguhnya, memahami dan mengenal dia lebih dalam daripada orang lain hingga saya mampu melihat sisi baik dan buruk dari dirinya yang bagi saya seluruh baik dan buruk itu adalah sesuatu yang indah.

Dia tidak hanya sekedar pendamping dalam hari-hari saya. Dia lebih dari sekedar kekasih saya. Dia adalah teman hidup saya, orang yang akan selalu setia ada di samping saya menemani saya menjalani hidup saya dalam waktu-waktu terbaik dan terburuk saya sekalipun. Dia adalah sahabat bagi saya, orang yang selalu bersedia ada di dekat saya untuk memeluk saya saat saya menangis sedih dan bahagia, untuk memberikan nasihat-nasihat dan menenangkan saya saat saya berada dalam kepanikan, atau bahkan hanya mendengarkan saya ketika saya hanya ingin didengarkan. Dia adalah pasangan jiwa saya, orang yang tidak hanya sekedar bersimpati namun berempati pada perasaan saya, seperti apapun itu. Orang yang seolah sebagian hidupnya hidup dalam diri saya, sehingga saya adalah dia dan dia adalah saya.

Saya sangat menyukai setiap malam saat saya tidak bisa tidur dan dia akan menceritakan dongeng-dongeng hingga saya tertidur. Saya sangat menyukai saat saya tidak tahu harus dengan cara apa membunuh waktu, maka dia akan menemani saya berjalan-jalan dan memotret hal-hal kecil di sekitar kami. Saya sangat menyukai saat saya marah akan sesuatu dia ada di samping saya dan memberi es krim coklat untuk saya dan saya akan tertawa lagi. Saya sangat menyukai ketika saya kesal pada orang lain maka dia akan membantu saya untuk melihat dari sisi yang lebih arif. Saya sangat menyukai saat saya lelah dan berada dalam kesulitan, dia akan menjadi orang terdepan yang menawarkan bantuan untuk saya. Saya sangat menyukai saat saya menangis frustasi, dia akan memeluk saya dan berkata semua akan baik-baik saja, karena saya selalu merasa yakin semua memang akan baik-baik saja setiap kali saya mendengar dia bicara begitu. Saya juga sangat menyukai saat-saat kami tertawa dan duduk berbincang bersama sambil menikmati secangkir coklat panas, atau hanya sekedar melihat gerimis hujan. Dan masih banyak lagi hal-hal yang kami lakukan bersama yang tidak pernah cukup mampu menggambarkan kebahagiaan yang kami rasakan dalam setiap detik kami bersama.

Saya sangat bersyukur karena saya mengenal dia dan diizinkan menjadi perempuan yang dicintainya. Saya juga bersyukur untuk setiap waktu yang telah, sedang, dan akan kami lewati nanti. Setiap marah, gembira, tangis, dan tawa yang kami rasakan merupakan anugerah indah kasih Tuhan bagi kami yang akan terus kami syukuri sampai akhir nanti.

*to Christa Adhi Dharma, thank you for being the part of my heart on this life and after life. It’s been such a perfect place for staying in your heart, and it’s honorable to me for being the love of your life. Thank you for your willingness to understand and patience. I love you and I will always do.