Monday, September 12, 2011

The Yuppie Couple


Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak diragukan lagi telah menunjukkan penguatan sejak beberapa tahun silam. Sebagai sebuah negara berkembang, dukungan iklim perekonomian yang

positif telah menaikkah daya beli masyarakat secara umum, terutama di kalangan sosio-ekonomi kelas menengah atas. Untuk menangkap peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif tersebut, seharusnya para pelaku industri mulai membidik pasangan muda profesional sebagai salah satu target konsumen mereka.

Pasangan muda profesional (yuppie couple/young urban professional couple) merupakan target konsumen potensial bagi para pelaku dunia industri. Mereka dianggap sebagai target konsumen yang prospektif karena dianggap memiliki jenjang karir yang baik di masa depan. Akibatnya, di masa depan mereka adalah para konsumen kelas atas yang tentunya mampu mendukung peningkatan share rupiah para pelaku industri di pasaran.

Lalu, siapakah para yuppie couple ini? Nielsen Indonesia (2010) mengungkapkan karakteristik yuppie couple ini sebagai pasangan muda menikah yang berusia di bawah 30 tahun dan umumnya tinggal di apartemen atau perumahan kelas menengah atas di daerah urban atau sub-urban. Keduanya memiliki tingkat pendidikan tinggi dan memiliki karir serta pendapatan yang bagus, khususnya di bidang keuangan, konsultan, perbankan, dan pemasaran. Mereka gemar bersosialisasi di berbagai public sphere seperti kafe dan restoran. Mereka juga kerap membeli luxury atau branded product baik dalam bentuk fashion atau gadget sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap kerja keras dan hasil yang telah mereka capai. Bagi pasangan ini tentunya peran istri dan suami dianggap sama pentingnya sehingga masing-masing pihak memiliki hak yang sama untuk mengungkapkan pendapat dan keinginan mereka.
Beberapa fakta yang memberikan ilustrasi gaya hidup para yuppie couples:
1. 19% membaca koran dan 67% mengakses berita online.
2. 15% pergi ke luar negeri dalam dua tahun terakhir, dan sebagian besar pergi ke Bali (atau destinasi wisata utama lain)
3. Berkunjung ke mall setidaknya dua kali seminggu dan menghabiskan rata-rata Rp 120.000,00 untuk makanan dalam kunjungan mereka.
4. 88% memiliki microwave dan 100% memiliki kulkas, AC, serta mesin cuci.
5. 100% memiliki ponsel dengan 50% menggunakan lebih dari 1 handset. Untuk keperluan komunikasi ini mereka mengeluarkan rata-rata Rp 127.000,00 untuk tiap ponsel.
6. 84% memiliki komputer pribadi.
Dalam proses keputusan pembelian, selain mendengarkan pendapat dari pasangannya, yuppie couples juga sangat memperhatikan kualitas produk, rekomendasi dari teman, dan online review dari para pengguna internet.

Nielsen (2010) mengungkapkan insight penting mengenai cara untuk menjangkau para yuppie couples ini:
1. Quality is a paramount
Sebagai sosok yang menghargai kerja keras, para yuppie couples juga menuntut perolehan standar yang tinggi dari apa yang mereka terima. Ketika mereka membeli sebuah produk maka mereka telah menetapkan serangkaian ekspektasi terhadap kualitas produk tersebut. Apabila produk tersebut tidak mampu memenuhi ekspektasi mereka, maka bukan tidak mungkin mereka akan berhenti membeli produk tersebut atau bahkan menyebarkan buzz negatif terhadap brand tersebut kepada lingkungan mereka.
2. Willing to pay a bit extra for convenience
Ritme hidup yang cepat dan padat mendorong para yuppie couples untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Mereka bersedia untuk membayar lebih untuk memperoleh kenyamanan dan mempersingkat waktu seperti valet atau antrian VIP.
3. Modern and liberal
Lingkungan sosial yang lebih luas dan pendidikan tinggi yang mereka peroleh cenderung membuka pikiran para yuppie couples menjadi lebih modern dan liberal. Mereka bukan tipe yang konservatif dalam berbagai hal.
4. Like brands with "his&her" designs
Mereka senang terlihat sebagai pasangan yang sempurna dan terkadang memiliki kebutuhan untuk memperlihatkannya kepada dunia luas. Salah satunya melalui penggunaan item fashion yang sama atau produk dari brand yang sama dengan warna dan desain yang berbeda (his and her design).
5. Online marketing is an effective way to reach them
Aktivitas pekerjaan mereka menuntut mereka untuk selalu terhubung dengan banyak orang melalui jaringan internet. Di masa sekarang, internet tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari mereka sehingga kanal pemasaran yang efektif adalah melalui media online.
6. They are business savvy, and require credible yet convincing communications
Mereka merupakan konsumen yang menyadari kualitas suatu brand sehingga dalam mengkomunikasikan brand Anda, Anda harus melakukannya secara berimbang baik dari segi kualitas maupun brand image yang dibangun. Selain itu, kondisi dalam counter harus diatur sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan bagi mereka. Ingat, counter merupakan ruang display yang juga menjadi salah satu kanal pemasaran.
7. They stay atop contemporary trends
Wawasan dan pergaulan mereka yang luas menuntut mereka untuk memiliki sensitivitas terhadap tren-tren masa kini. Tidak hanya berwujud tangible trend saja seperti fashion atau gadget, pilihan gaya hidup terkini juga tidak luput dari perhatian mereka.


Paparan tersebut merupakan insight umum dari yuppie couples. Sebagai pemasar dan pelaku dunia industri, agaknya segmen ini harus mulai didekati mengingat besar share rupiah yang mungkin Anda dapatkan di kemudian hari.


Referensi:
Tulisan ini diadaptasi dari Majalah Marketing. Yuppie Couple. No. 01/XI/Januari 2011
Consumer Research, Nielsen Indonesia. http://www.blog.nielsen.com/