Friday, August 20, 2010

i'm so glad to be yours :)

lying here together
soaking in the tub
our toes turned wrinkly
windows all steamed up
I'm just kinda hanging
you're reading from your book
it no matter what we are doing
it all feels so good

don't you get it baby
I'm so glad to be yours
oh pretty baby
I don't need nothing more
this is all I need

I know we're out the money
put that long road aside
but I just look at you beside me
and man I've got it all

don't you get it baby
I'm so glad to be yours
oh pretty baby
I don't need nothing more
this is all I need

Monday, August 16, 2010

Upacara Peringatan Kemerdekaan 17 Agustus 2010

Seperti biasa saya selalu menantikan upacara bendera setiap tanggal 17 Agustus. Lebih dari sekedar didasari karena rasa nasionalisme, upacara bendera membawa sebagian rasa kebanggaan, mimpi, dan harapan. Terhitung sejak sekitar lima tahunan yang lalu saya rutin mengikuti upacara dari layar televisi. Artinya, tahun ini mungkin sekitar tahun keenam saya dalam mengikuti ritual prosesi ini.
Upacara bendera tanggal 17 Agustus membawa kebanggaan besar dalam diri saya. Kebanggaan saat melihat bendera berkibar dengan gagah di seluruh pelosok negeri. Kebanggaan dan rasa syukur yang besar atas segala hal yang dimiliki bangsa ini.
Upacara bendera tanggal 17 Agustus juga turut membawa mimpi saya. Sejak kecil saya bercita-cita menjadi paskibraka. Cita-cita yang tidak pernah bisa tercapai karena kondisi fisik saya yang memang terlalu kurus dan gampang pingsan tersengat cahaya matahari. Akhirnya saya mengikhlaskan cita-cita itu terbang meskipun mimpi itu masih terus ada dalam hati. Entahlah, mungkin mimpi itu juga yang membuat saya terobsesi pada pesona pasukan-pasukan tinggi, tegap, dan gagah. Rasa syukur saya bertambah ketika kemudian saya didampingi oleh seorang pasangan yang persis seperti apa yang saya inginkan, seorang komandan delapan pagi pasukan pengibar bendera 17 Agustus 2006 di Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Upacara bendera tanggal 17 Agustus juga melambungkan harapan yang besar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa. Saya selalu setuju dengan pendapat pacar saya, "Pemimpin bangsa yang terpilih adalah yang terbaik di masanya. Sehingga siapapun beliau harus kita dukung". Ya, saya setuju bahwa pemipin bangsa adalah yang terbaik di masanya. Mungkin, ketika pemimpin terdahulu memimpin bangsa kita saat ini, kepemimpinannya tidak akan maksimal. Begitu pula sebaliknya, mungkin jika pemimpin kita dihadapkan pada kepemimpinan masa lalu, kepemimpinannya pun tidak akan maksimal. Dalam setiap upacara, selalu terbersit harapan agar bangsa kita selalu diberikan perlindungan, menjadi bangsa yang lebih arif dan bijaksana, bangsa yang santun, bangsa yang cerdas, bangsa yang benar-benar dipuja-puja bangsa sejak dulu kala.
Terhitung tahun ini adalah sekitar tahun keenam saya rutin mengikuti prosesi upacara peringatan kemerdekaan. Yang berbeda tahun ini saya mengikuti prosesi tersebut dari dua lokasi, Istana Negara dan Tugu Proklamasi. Upacara di Istana Negara tentu saja disiarkan secara langsung oleh berbagai saluran televisi, sementara upacara di Tugu Proklamasi saya ikuti via online. Ya, ini adalah kali pertama putra-putri bangsa mengadakan upacara digital yang diikuti lebih dari 13.000 orang dari berbagai penjuru dunia. Ya, penjuru dunia bukan hanya penjuru nusantara. Hashtag #indonesia65 di Twitter pun sudah melaju ke trending topic worldwide. How do we LOVE you technology!
Upacara bendera 17 Agustus selalu membuat bulu kuduk saya merinding. Mulai dari derap langkah Paskibraka memasuki lapangan upacara, pembawa baki membawa bendera pusaka, hingga pengibaran bendera merah putih selalu membawa euphoria tersendiri dalam diri saya.

"Kita tahu setiap bangsa pernah melewati masa-masa gelap sebelum menuju terang. Yang membedakan antara satu bangsa dan bangsa lain adalah pilihan sikap mereka ketika masa gelap melanda. Dan kita mungkin adalah bangsa yang memilih menyalakan lilin ketimbang mengutuk gelap." (Ndorokakung - Upacara Digital).