Friday, May 14, 2010

Rumah Besar, Terlalu Besar...

Rumah itu terletak di pusat kota, sangat besar dan indah. Semua orang berebut ingin masuk ke dalam dan menjadi penghuni rumah itu, padahal kunci untuk menjadi penghuni rumah itu hanya ada satu.

Aku adalah sang pemilik kunci itu. Aku memilikinya. Tanpa harus berebut aku bisa dengan leluasa masuk dan menjadi penghuni rumah itu sesuka hatiku. Anehnya, bukan itu mauku. Bukan itu mimpiku.

Bagiku rumah besar dan indah di pusat kota bukan mimpi besarku. Seandainya bisa, ingin ku berikan kunci itu kepada salah satu dari orang-orang yang berebut itu karena aku tau itu memang mimpi besar mereka. Mimpi yang sejujurnya tidak sama dengan mimpiku, dan aku bisa membantu mereka mewujudkan mimpi itu.



Mimpiku bukan rumah besar itu. Mimpiku adalah mimpi yang jauh lebih sederhana. Aku hanya bermimpi menghuni sebuah rumah sederhana yang menenangkan. Rumah besar itu bukannya tidak menenangkan, namun justru aku sendirilah yang merasa tidak tenang ada di dalamnya karena aku tau bukan rumah ini yang aku cari. Selayaknya manusia, seringkali aku sampai pada titik godaan atas keserakahan. Godaan itu berbisik, “Tinggali saja rumah besar itu. Bukankah kamu punya kunci yang tidak dimiliki oleh orang lain? Pergunakan saja itu”. Godaan itu datang dan pergi sesuka hati. Akan tetapi, pelajaran besar selalu mengingatkanku bahwa kesombongan akan membunuhku pelan-pelan dan aku belum ingin mati.

Di dunia ini, semua orang berusaha untuk mencapai mimpi yang ditanamnya sendiri. Begitu pula denganku, mimpi sederhanakulah yang akan ku pertahankan sampai mati. Mungkin mimpi ini sulit diterima logika dan rasio manusia. Tapi bukankah dalam bermimpi pun tidak pernah ada logika?

(gambar dipinjam dari: http://fc09.deviantart.net/fs22/f/2008/001/e/c/the_dream_by_P_R_O.jpg )

No comments: