Thursday, November 27, 2008

Beberapa hari yang lalu aku baru aja selesai baca Supernova:Petir karangan Dee. Well, telat banget emang tapi ya its okay, itu artinya aku baru aja menyelesaikan seluruh judul trilogi Supernova. Tapi di luar ketelatan itu semua aku juga baru aja menemukan partner baru dalam dunia baca membaca yaitu Ariena the Koala karena kebetulan selera buku dan thinking overview kita sama.
Tapi kali ini aku ngga akan ngomongin soal partnership of reading atau sejenisnya lah. Kemarin kita sempet ngobrol panjang lebar soal buku sampe akhirnya kita sama-sama tertarik sama buku Rectoverso. Sayangnya, buku tersebut udah habis laris manis di toko buku dan kita musti nunggu bukunya. Kabar terakhir sih, hari ini buku Rectoverso uda dateng lagi -masih banyak stocknya- tapi kita masi belom tau si kapan mau beli ehehehe :)
Selain soal buku, kita sempet ngobrol juga soal life overview penulis-penulis favorit kita. Hmm dari sekian banyak quotes yang kita baca, ada salah satu statement yang sampai sekarang masih bikin otak di kepalaku ngga berhenti berfikir soal ini. Dalam blognya Dee, salah satu penulis favorit saya ada kalimat ini: "Ada satu titik tolak yang akhirnya membawa saya ke fase ini, yakni ketika saya menyadari—secara empiris—bahwa kita sesungguhnya tidak bisa mengubah siapa pun. Ini bukan kali pertama saya tiba pada pemahaman tersebut. Namun setiap kali ada pengalaman segar yang kembali mengingatkan saya, rasanya ada kedalaman baru untuk menghayati kenyataan satu itu."
Ketika aku pertama baca kalimat itu, aku sampai pada sebuah pemahaman bahwa aku perlu mengkoreksi diriku sendiri. Sometimes, aku ngerasa bahwa itu benar namun dalam penerapannya agak sulit juga. Keegoisan diri sendiri masih sering mendominasi sampai beberapa batas waktu yang setelah itu melahirkan kesadaran bahwa apa yang aku pikir belum tentu benar. Well, mungkin MENURUT SAYA benar tapi dari sisi orang lain mungkin lensaku kurang tepat atau bahkan salah dan yang terparah dari itu semua adalah lahirnya penyesalan bahwa semestinya kedua lensa tersebut mampu didiskusikan dan menemukan sebuah lensa yang jauh lebih baik bagi masing-masing.
In this case, I really agree with Dee bahwa setiap kali ada pengalaman segar yang kembali mengingatkanku ada suatu rasa yang lebih dalam untuk memahami kenyataan satu ini. Setiap pengalaman dan peristiwa mampu memberikan sebuah kedalaman penghayatan terhadap hal-hal yang ada dalam kenyataan-kenyataan hidup.

No comments: