Sunday, September 13, 2009

Dhidha; Christa Adhi Dharma

Namanya Christa Adhi Dharma, biasa dipanggil Dhidha. Bukan Dida, bukan Dhida, atau Didha tapi Dhidha. Seperti pertanyaan saya dulu padanya, "Kalau nulis nama kamu itu Dhida atau Didha?" dan ternyata dugaan saya salah semua karena cara menulis namanya adalah Dhidha, pakai "H" di kedua penggalan suku katanya.

Saya mengenal Dhidha dengan segudang prestasi dan kecerdasannya. Dia memang tidak langganan ber-IP sempurna setiap semesternya tapi nilai akademisnya tidak pernah mengecewakan dan dia luar biasa untuk diajak berdiskusi tentang berbagai hal menarik meskipun kadang berujung pada saya ngambek kalau kadang-kadang pendapat kita berbeda. Tapi toh namanya juga hak berpendapat, sah-sah saja jika pendapat kami berbeda. Dia selalu memukau dengan pendapat-pendapat yang tercetus dari bibirnya, dia cerdas dan berpengetahuan luas. Saya sering bertanya berbagai hal padanya dan dia hampir selalu tahu. Dia sangat suka membaca seperti saya, bedanya saya suka buku-buku bergenre tertentu tapi dia suka hampir semua buku. Menurut saya seperti inilah laki-laki sungguhan, cerdas berotak sembilan. Dia berbakat hampir di semua bidang khususnya yang "kecowok-cowokan" (maksudnya maskulin, bukan cowok bohongan). Pernah menjadi komandan delapan paskibraka, atlet sepatu roda, ketua OSIS, ketua Greeting Camp, dan berbagai prestasi lainnya yang bisa membuat iri.

Secara fisik dia istimewa. Tergolong dalam kategori manusia tampan dan nikmat dipandang. Badannya tegap dan berpostur tinggi. Dhidha tidak kurus tapi juga tidak gemuk, pokoknya proporsional jika dipandang. Giginya sempurna dan jika tersenyum saya selalu terpesona. Lehernya kokoh, menurut saya itu adalah salah satu bagian paling seksi dari dirinya. Tidak hanya itu sih bagian yang seksi, matanya, senyumnya, kepalanya, bahunya, tangannya, semuanya seksi sekali.

Dhidha itu penyabar, penyayang, dan perhatian. Meskipun sedang sibuk dia tetap selalu perhatian, saat sedang tidak sibuk dia berikan hujan perhatian. Dia penyabar, hampir tidak pernah marah kecuali kalau sedang terlalu capek atau stress kerjaan jadi agak sedikit lebih sensitif, wajarlah seperti manusia-manusia pada umumnya. Dia selalu tepat janji, termasuk janji membantu membuat power point jam empat pagi. Dia protective, melindungi setiap hal yang disayanginya. Dia selalu melihat dalam-dalam ke mata orang yang disayanginya, matanya begitu jernih dan teduh. Pelukannya begitu menenangkan.


Namanya Christa Adhi Dharma, biasa dipanggil Dhidha. Dia adalah sang pencuri hati saya. Dia membuat saya tidak bisa berhenti memikirkannya sepanjang hari. Dia membuat saya berdebar setiap kali saya melihatnya. Dia membuat saya merasa aman setiap kali berada di sampingnya. Dia membuat saya tidak pernah merasa kesepian kemanapun saya melangkah. Dia membuat saya merasa berani melakukan berbagai hal yang saya kira tidak mungkin bisa saya lakukan. Dia membuat saya merasa luar biasa nyaman dan tenang.

Namanya Christa Adhi Dharma, biasa dipanggil Dhidha. Dia adalah sang pencuri hati saya dan saya bersyukur menjadi orang yang dicintainya.

No comments: